Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu, Mana Yang Terbaik?

Pilih mana, rangka atap baja ringan Vs kayu? | Saat ini penggunaan rangka atap baja ringan sedang marak. Para pemilik rumah tinggal yang sudah melewati usia pakai 20 tahun, biasanya mulai memikirkan untuk mengganti rangka atap yang umumnya dibuat dari kayu dengan rangka atap baja ringan.

Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu, Mana Lebih Terbaik?

Rangka atap baja ringan yang umum digunakan memiliki profil penampang C, selain profil penampang L dan kotak (hollow). Profil ini bertujuan meningkatkan kemampuan menahan gaya tekan.

Rangka atap kayu mulai ditinggalkan orang karena umumnya rentan terhadap serangan hama kayu, khususnya rayap. Serangan rayap sudah mulai memasuki tahap mengkhawatirkan. Mereka dapat menyerang struktur kayu bangunan dan rumah tanpa pandang bulu. Rumah besar, kecil, bertingkat maupun satu lantai, tetap saja diserangnya.

Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu?

Pembangunan atap yang maksimal tentunya bisa didapatkan lewat pemakaian atap dari bahan dasar logam maupun kayu. Dimana persyaratan utama yang paling mendasar adalah Janie bahan yang digunakan pada bagunan, seperti apakah menggunakan atap baja ringan atau kayu. Namun pastinya, sebelum dapat menyelesaikan pembangunan, maka desain konstruksi yang dibuat harus benar-benar kokoh, sebab untuk menjamin stabilitas dan menyesuaikan keandalan atap itu sendiri. penggunaan atap berbahan baja ringan maupun kayu sendiri merupakan solusi paling ideal, sebab kedua bahan tadi mampu menahan segala beban dengan berbagai kondisi, entah itu dengan sementara maupun permanen.

Persyaratan Pemilihan Bahan Dasar Atap Rumah

Hal yang perlu Anda pikirkan pertama kali ketika ingin membangun sebuah atap rumah adalah pemilihan bahan serta desain atap bangunan terlebih dulu. Rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu? Pastikan Anda mengetahui kriteria dalam pemilihan bahan tersebut, dengan mempertimbangkan sisi kehandalan, stabilitas dan juga kekuatannya. Beberapa fitur lainnya yang harus dipenuhi dalam desain rangka atap itu sendiri mencakup beberapa eleman diantaranya reng, kasau, kuda-kuda dan juga gording. Melalui struktur yang kaku hasil perakitan tentunya memberikan fungsi ideal menjadi sebuah kerangka atap. Umumnya, bahan yang digunakan dalam pembuatan atap sendiri yaitu bahan kayu, namun alternative lainnya yang tak kalah populernya yaitu atap dari baja ringan.

Kehadiran Rangka Atap Baja Ringan Sebagai Pengganti Kayu

Rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu? Untuk menggunakan salah satu dari kedua bahan tersebut, tentunya sangat penting mengetahui perbandingan biaya keduanya. Adapun hal tersebut dilakukan agar kita mengetahui efektivitas biaya penggunaan bahan-bahan tersebut yang paling tepat. Selain itu, kita juga harus mengetahui ketahanan rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu tadi untuk dijadikan material atap bangunan rumah. Berdasarkan hasil estimasi sendiri, di mana kini dinding baja dan kayu memiliki nilai yang sama dalam hal biaya, sementara pemakaian baja ringan pada rangka atap biayanya cenderung lebih kompetitif dibandingkan kayu konvensional.

Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu

Dengan memilih Workshop.co.id Anda tentunya akan mendapatkan rangka atap berkualitas yang mampu memenuhi segala aspek kriteria yang dibutuhkan oleh sebuah rangka atap bangunan. Sebenarnya konstruksi rangka dari atap kayu merupakan tradisi yang tak tertandingi dalam bangunan rumah dalam waktu yang begitu lama sebab memiliki kinerja yang begitu memuaskan. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari banyaknya kita menjumpai rangka atap ini, dengan biaya yang ditawarkannya pun relatif lebih rendah dan ekonomis. Akan tetapi, akhir-akhir ini justru harga material kayu ini sudah mulai merangkak naik, belum lagi penurunan kualitas dari rangka kayu serta berbagai isu lingkungan tentunya menurunkan pamor rangka atap kayu ini sebagai konstruksi perumahan.

Namun tentunya kini sudah hadir kompetitornya yakni baja ringan untuk dijadikan alternative sebagai pengganti rangka atap kayu. Dimana atap baja ingan juga mampu menawarkan hasil konstruksi yang kuat dan tahan lama. Melalui berbagai macam alternative, rangka atap dari baja ringan sudah cukup terkenal sebab memiliki stabilitas harga yang juga dilengkapi kualitas konstruksinya yang sudah cukup mapan. Dengan begitu, para pembangun pun tak perlu khawatir memilih rangka atap baja ringan ini sebagai alternative dari rangka atap kayu.

Rumah dengan material baja ini, kini memang sudah memiliki banyak peminat. Akan tetapi, tentunya masih banyak yang belum mengetahui perbandingan antara rangka atap baja dan kayu. Untuk itu, kita dapat melihat perbandingan diantara kedua material tersebut untuk dijadikan rangka atap di perumahan. Perbandingan tersebut termasuk kelayakan dan kebutuhan akan kedua material rangka atap diatas untuk bangunan. Jika sudah mengetahui perbandingan keduanya, selanjutnya kita pun dapat memilih salah satu dari kedua rangka atap tadi dengan tepat.

| Baca Juga :

Perbandingan Kelayakan Material Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu Menurut Perspektif Ilmiah

Analisis dari keberlanjutan bahan baja ringan jika dibandingkan kayu menurut perspektif dari siklus kelanjutan bahan berdasarkan Sistem Sertifikasi Ilmiah itu sendri, dilakukan denga cara mengevaluasi keduanya terhadap beban pada lingkungan. Adapun beban tersebut mencakup pemakaian sumber daya, konsumsi energi yang digunakan serta polusi yang diperoleh dari keduanya tersebut. JIka dinilai dari beban lingkungan tersebut, kedua bahan tadi memiliki fungsi yang relatif sama.

Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu, Mana Yang Terbaik?

Berdasarkan sisi ilmiah, dapat disimpulkan bahwa pada penggunaan materil baja ringan jika dibandingkan dengan rangka atap kayu pada konstrukti perumahan, maka baja ringan dinilai mempunyai keuntungan lebih jelas di area yang mengalami penipisan ekosistem dan sumberdaya. Sedangkan perbedaan pada penggunaan energi diantara keduanya tak begitu signifikan. Berdasarkan sudut pandang dari keberlanjutan material tersebut, dengan menilai perbandingan antara keduanya, dilakukan evaluasi terhadap 2 sistem tadi. Dimana umumnya melalui proses manufaktur, ekstraksi terhadap sumber daya dan kinerja thermal, juga keuntungan dan kerugian dari keduanya. Kemudian perubahan kekuatan dari struktur rangka kayu konvensional sendiri dibawah penggunaan kekuatan material baja. Disamping itu, fokus utama sebagai bahan pertimbangan material kayu yaitu tetap sebagai deplesi ekosistem.

Perbedaan Harga Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu

Untuk mendapatkan pilihan bahan rangka atap yang tepat sebagai alternative pengganti kayu itu sendiri dikarenakan harga material kayu yang kini mengalami fluktuasi tinggi. Dimana hal tersebut mencakup evaluasi solusi kelayakan praktis dan kebutuhan akan tenaga kerja beserta material yang dibutuhkan jika dibandingkan rangka atap kayu. Berdasarkan survey dan hasil yang menunjukkan dimana berdasarkan aspek tertentu, maka rangka atap dari baja ringan sendiri dpat diharapkan sebagai alternative pengganti rangka atap kayu sebab dilihat dari segi biayanya lebih efektif. Di samping itu, dari sisi keuntungan structural sendiri, proses pemasangan baja ringan sendiri lebih cepat sehinga memicu biaya yang kompetitif dibandingkan material kayu.

Adapun perbandingan baiaya antara atap baja ringan dan kayu sendiri dihitung melalui biaya konstruktinya. Biasanya biaya termasuk jumlah biaya untuk tenaga kerja dan kedua bahan tadi. Umumnya biaya bahan ditetapkan secara langsung oleh produsen baja lokal dan pemasok kayu, sementara biaya untuk tenaga kerja sendiri dihitung berdasarkan daerah masing-masing, sebab setiap wilayah memiliki patokan harga atau biaya yang berbeda. Selain itu, proses pengerjaan dari rangka atap kayu yang cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama menjadikan pertimbangan tersendiri untuk memilihnya. Sementara itu, pada proses instalasi rangka atap bahan baja ringan memakai sistem pengencang secara pneumatic dan juga produk lainnya turut dikembangkan sehingga bisa meminimalisir biaya tenaga kerja.

Keuntungan dan Kerugian Rangka Atap Baja Ringan Vs Kayu

Untuk mendapatkan pilihan antara kedua bahan rangka atap yang tepat, kita tentunya harus mengetahui keuntungan dan kerugian dari bahan kayu dan baja ringan tersebut. Rumah dengan atap baja ringan dan atap kayu sendiri memang terlihat tak jauh berbeda. Namun tentunya kita juga harus memikirkan dari sisi yang lainnya. Dimana berbagai pertimbangan dilakukan, seperti ketahanan material terhadap serangga, resistensi terhadap api dan ketahanan dari gemba serta badai yang bisa saja terjadi kapanpun. Tak hanya itu saja, faktor-faktor yang berkaitan seperti biaya pemeliharaan dimasa depan dan biaya awal saat konstruksi rumah pun turut menjadi pertimbangan untuk memilih salah satu dari kedua bahan rangka atap tersebut. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan kedua bahan ini, tentunya membantu kita untuk membuat keputusan yang bijaksana untuk membangun konstruksi rumah.

Kita juga harus mempertimbangkan isu keberlanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan. Dimana semua bahan dasar mempunyai persediaan yang terbatas serta hasil ekstraksi yang bisa berdampak pada emisi polutan yang efeknya terhadap air dan udara. Selain itu, energi juga diperlukan untuk dapar memproses suatu bahan menjadi sebuah produk yang tepat guna. Kayu memang bersifat terbarukan, namun bukan berarti secara otomatis kayu bersifat lebih berkelanjutan sebagai bahan konstruksi rumah dibandingkan baja. Walaupun dimungkinkan menanam pohon kembali sesudah penebangan untuk menjadi kayu, namun tak ada jaminan dimana pohon yang ditanami kembali tersebut akan tumbuh.

Sementara itu, semua produk bahan baja bisa didaur ulang dengan tanpa harus mengalami degradasi maupun kehilangan sifat. Diaman industri baja sendiri sudah menginvestasikan uang berjumlah banyak untuk efisiensi dan perbaikan lingkungan selama beberapa dekade terakhir. Selain itu, pemakaian serta polusi energi saat ini sedang menurun. Akan tetapi terlepas dari itu semua, dampak lingkungan sendiri terbilang masih signifikan. Demi menilai keberlanjutan dan dampak lingkungan akibat penggunaan bahan tersebut, merupakan hal yang penting dilakukan evaluasi terhadap kedua bahan tadi mengenai isu-isu lingkungan yang sensitif. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dari sumber daya tersebut mencakup perpanjangan pemakaian bahan (daur ulang), tingkat penipisan terhadap sumber daya dari bahan baku tersebut dan energi secara langsung yang diperlukan pada pembuatan bahan tersebut.

Persediaan Bahan Baku Kayu

Sudah diperkirakan sebelumnya dimana setiap tahun, sebanyak 40 juta hektar lebih lahan dihutan semakin berkurang di seluruh dunia. Akibat kebakaran dan kekeringan hutan tentunya menghancurkan sebanyak jutaan hektar total hutan rusak, hal ini tentunya hanya di Indonesia dan belum termasuk di seluruh dunia. Dengan begitu tak aka nada yang namanya sumber kayu bahkan tak aka nada ekosistem tersisa untuk material kayu. Belum lagi peristiwa alam yang bahkan semakin mengecewakan khususnya untuk industri perkayuan, dimana fakta bahwa sebanyak 88% dari total semua hutan secara nasional tak disisihkan oleh peraturan hukum yang terkait lingkungan sehingga menjadikan wilayah ini kesulitan untuk mendapatkan bahan kayu.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang telah dikombinasikan, bahwa secara substansial meminimalisir total dari basis cadangan dengan menyebabkan penurunan sebanyak 29% terhadap produksi kayu. Bahkan hal tersebut bisa diperkirakan akan lebih jatuh lagi di masa mendatang. Sekarang ini, bahan kayu yang tengah diekstrak yaitu dari pohon dengan diameter lebih kecil yakni sekitar log 7 inchi. Hal tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan banyaknya pohon-pohon yang berdiameter sekitar 40 inchi dan dipanen sekitar 50 tahun silam. Apalagi pohon-pohon yang berukuran diameter kecil ini memiliki bahan kayu yang memerlukan pengeringan lewat oven, dengan begitu menghasilkan persentasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan kayu jadi. Selain itu, log diameter kayu pun mempengaruhi nilai pemanfaatan sebab pada kayu yang berjumlah tertentu, untuk pohon dengan diameter lebih kecil lebih dibutuhkan daripada pohon yang dengan ukuran diameter lebih besar. Untuk itu, akan lebih banyak sekali pohon yang wajib dipanen pada kasus pohon dengan diameter ukuran lebih kecil.

Persediaan Bahan Baku Baja

Semua bahan baku untuk baja yang dimanfaatkan pada pembuatan konstrukti bangunan sendiri merupakan baja yang berasal dari pemasok. Besi merupakan mineral yang ketersediaannya paling melimpah yang ada dibumi. Termasuk cadangan yang lebih stavil serta lebih resisten terhadap risiko kekeringan, kebakaran maupun penyakit tidak sama seperti kayu. Bahkan praktek pertambangan pun sudah meningkar dengan dramatis, selain itu banyak sekali baja baru yang didaur ulang.

Produk yang telah dibuat dari material baja dengan ketahanan tinggi memerlukan lebih sedikit tiap produknya dibandingkan baja biasa demi melakukan fungsi serupa. Maka dari itu, kebutuhan pasar untuk perumahan bisa dipenuhi dengan tanpa harus mendirikan pabrik baja yang baru maupun menambah kapasitas pada pabrik yang telah ada. Akan tetapi, bahan baku pembuatan baja itu sendiri termasuk material batu kapur, bijih besi, seng dan batu bara, dimana semuanya merupakan bahan yang bersifat tidak terbarukan karena ditambang dari dalam  bumi.

Rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu? Sedangkan bahan kayu sendiri yang digunakan untuk konstruksi perumahan masih belum menemukan pemakaian ekstensif secara sekunder. Baja mempunyai rekam jejak dimana terbukti ekstensif dijadikan bahan yang diproduksi hasil daur ulang. Selain itu, pada jumlah tertentu dari bijih besi yang digunakan dan diekstraksi, baja yang diproduksi bisa terus dilakukan reklamasi serta didaur ulang dengan tanpa mengalami degradasi. Adapun hal tersebut menjadikan bahan baja ini lebih dekat sebagai sumber daya berkelanjutan bila dibandingkan dengan kayu. Dengan pemisahan magnetic sendiri menjdaikan baja sendiri paling mudah ditemukan serta merupakan cara paling ekonomis dalam menangani aliran polusi dan limbah padat yang sebenarnya hampir tak menemukan masalah.

Berdasarkan fakta-fakta di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan langsung dari energi manufaktur yang memproduksi kayu memerlukan lebih sedikit proses energi dibandingkan baja. Di mana sebagian besar dari energi pada kayu tersebut disimpan ada energi surya hasil dari fotosintesis. Selain itu, kayu tumbuh dengan mengkonversi gas karbondioksida untuk dijadikan oksigen. Ketika proses fotosintesis berlangsung, maka karbon disimpan  meskipun dalam kondisi sedang diproduksi. Adapun pemakaian hasil kayu sendiri menghasilkan emisi gas CO2 yang lebih rendah dibandingkan yang lainnya.

Dalam isu keberlanjutan sendiri, material baja tampaknya mempunyai keuntungan yang cukup jelas dalam hal ketersediaan sumber bahan baku, sedangkan untuk perbedaan pemanfaatan energi sendiri antara rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu; tak mempunyai perbedaan yang signifikan.

Rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu, di antara kedua bahan ini, apapun yang Anda pilih tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Hanya saja, Anda tentu harus mempertimbangkan segi keefektifan dan biaya yang harus dikeluarkan.

Pertimbangkan pula proses pemeliharaan di antara rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu ini. Rangka atap baja ringan atau rangka atap kayu, mana yang lebih unggul? Tentunya Anda bisa memilihnya.

You may also like...